Melanjutkan pendidikan di boarding school menjadi momok yang menghantui pikiran dengan segala yang tidak mengenakkan, dengan segala sesuatu yang sangat sulit untuk dijalani. Beranjak dari image yang bermacam-macam alasan untuk menghindari hidup sederhana, bersahaja, dalam naungan yang kental nuansa keislaman. Maka saya mencoba memberanikan diri menebus tabir kelabu yang tak pernah jelas sebelum dijalani. Ternyata benar pilihan yang sulit yang saya jalani membawa saya kepada kenyamanan dalam langkah saya untuk menuntut ilmu, serta mengalahkan kelabunya hati yang galau tentang hidup jauh dari orang tua dan keluarga. Awalya memang sangat menakutkan. Namun saya mencoba memberanikan diri, dan meyakinkan diri sendiri. Pada tanggal 13 Juli tahun 2019 itu adalah awal dari menghilangkan keraguan untuk mengikuti program boarding school yakni di Pesantren Teknologi Riau. Dengan diantar oleh keluarga langsung masuk ke asrama yang bernama H...
Bulan Maret di tahun 2019 awal malapetaka muncul di Negara Indonesia yakni Covid- 19. Seluruh warga Indonesia gempar, takut, gelisah sebagian panik berbagai macam cara dilakukan misalnya berdiam diri dirumah, stok makanan pokok dan lain-lain. Bagi mereka yang beriman kepada Allah selalu tetap tenang dan sabar menghadapi ujian dari Allah. Bagi kami sebagai seorang santri ini adalah hal luar biasa karena kami yang biasa nya menuntut ilmu di madrasah, harus diliburkan dan tidak bisa melaksanakan proses belajar tatap muka, untuk memutus rantai penyebaran virus corona. Kemudian kami masuk dalam fase baru yang disebut dalam istilah sekarang new normal belajar dengan cara daring ( dalam jaringan), namun tidak hanya sampai disitu, pembejaran secara daring tidak semudah seperti yang dibayangkan, banyak kendala didalam pelaksanaan nya, baik dari jaringan atau dari kami selaku santri menerima materi yang sangat tidak efektif menurut saya. Tapi apakan daya. Dari segi kami ...